Senin, 26 Desember 2011

Air.... kenapa musti air... kenapa bukan api.. tanah...udara...
Setiap manusia karena...
Arti Hakikat
Secara etimologis berarti terang, yakin, dan sebenarnya. Dalam filsafat, hakikat diartikan inti dari sesuatu, yang meskipun sifat-sifat yang melekat padanya dapat berubah-ubah, namun inti tersebut tetap lestari. Contoh, dalam Filsafat Yunani terdapat nama Thales, yang memiliki pokok pikiran bahwa hakikat segala sesuatu adalah air. Air yang cair itu adalah pangkal, pokok, dan inti segalanya. Semua hal meskipun mempunyai sifat dan bentuk yang beraneka ragam, namun intinya adalah satu yaitu air. Segala sesuatu berasal dari air dan akan kembali pada air.


Karena hakikat sesuatu itu senantiasa ada, maka kalangan filsuf Islam ada yang memandang bahwa alam ini adalah kekal. Yang berubah pada alam ini hanya bentuk dan sifatnya, sedangkan intinya adalah bersifat lestari. Hakikat yang universal seperti ini disebut oleh al-Khindi dengan Haqiqah Kulliyah atau bisa disebut juga nahiyah.
Di samping hakikat yang universal tersebut ada lagi hakikat yang terdapat pada masing-masing benda atau pada sesuatu yang ada. Hakikat ini dapat dinamakan dengan Haqiqah Juz’iyah atau biasa juga disebut aniyah.
Bagi Ibnu Sina, dua hakikat yang disebut di atas hanya ada pada benak manusia, sedangkan yang tampak pada kenyataan adalah wujud hakikat tersebut. Jadi yang paling berperanan bagi Ibnu Sina pada sesuatu adalah wujudnya.
Istilah hakikat juga dipergunakan di kalangan tasawuf sebagai imbangan kata syariat. Kata hakikat disini identik dengan aspek kerohanian dari ajaran Islam. Karena itu kajian tentang hakikat dimulai dengan aspek moral yang dibarengi dengan aspek ibadah. Jika kedua aspek ini diamalkan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, akan meningkatlah kondisi mental seseorang dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi melewati fase-fase. Suatu saat, ketika kondisi mentalnya telah sampai pada tingkat tertinggi, Tuhan akan menerangi hati sanubari orang tersebut dengan nur-Nya, sehingga pada wakti itu ia betul-betul dengan dengan Tuhan, dapat mengenal Tuhan, dan dapat melihatNya dengan mata hatinya. Orang yang telah sampai pada tingkat ini di kalangan tasawuf dinamakan ahli hakikat.
Lebih jauh bila hakikat dipergunakan untuk Tuhan, maka artinya menurut kajian tasawuf ialah sifat-sifat Allah SWT. Adapun zat Allah SWT sendiri disebut dengan al-Haqq. Kajian tentang hakikat dan al-Haqq ini pertama kali dikembangkan oleh al-Hallaj, kemudian dikembangkan oleh Ibnu Arabi.
Bagi al-Hallaj, antara manusia dan Tuhan terdapat jarak sehingga masing-masing mempunyai hakikat sendiri-sendiri. Tetapi antara dua hakikat itu terdapat kesamaan. Dengan demikian bila kesamaan itu telah semakin mendekat, maka kaburlah garis pemisah antara keduanya. Ketika itu terjadilah persatuan ( hulul ) antara al-Haqq dan manusia.
Sedangkan bagi Ibnu Arabi, segala sesuatu yang ada berasal dari Tuhan. Oleh karena itu ia bergabung dalam wujud Tuhan. Kalau seandainya wujud Tuhan tidak ada, maka segala yang ada ( mawjud ) ini tidak pula akan ada. Karena itu ia menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang ada ini sebenarnya tidak mempunyai wujud sendiri. Wujud Tuhan adalah hakikat dari semua wujud yang ada ini.
Kata hakikat juga digunakan dalam ilmu balagah, sebagai lawan dari majaz ( metafora ). Yang dimaksud hakikat dalam ilmu balagah ialah lafal atau ungkapan yang dipergunakan sesuai dengan penegertian aslinya. Misalnya kata “tangan” biasanya dipakai untuk tangan sebagai salah satu anggota tubuh manusia, tetapi dapat pula diartikan dengan arti kekuasaan, seperti raja itu bertangan besi.

Sabtu, 08 Oktober 2011

STOP...!!!
Budaya malas dan pengekor...
saatnya menjadi tuan bagi diri sendiri....


Kembangkan budaya kreatifitas..
jadilah tangan besi yang mampu menghasilkan karya-karya terbaik....

Jangan berfikir "AKU TIDAK BISA" tapi.... katakan "AKU BISA"
Jangan lihat bagus atau buruknya sebuah karya....
Tapi......
Lihatlah .... itu adalah kreatifitas...
itu adalah dirimu dalam dimensi yang berbeda....


Selasa, 04 Oktober 2011

Add caption
Add caption
YANG MUDA YANG BERPRESTASI..........!!!!

Generasi muda adalah tumpuan bangsa... Maju dan mundurnya sebuah negara tergantung dari peran generasinya, sebuah sistem pendidikan yang tepat untuk menjadikan generasi kita sebagai generasi pilihan merupakan tanggung jawab kita semua, bukan hanya negara atau agama semata... tetapi juga seluruh tanggung jawab dari manusia untuk mendidik manusia menjadi manusia....

MAJU TERUS GENERASIKU......
TUNJUKAN PADA DUNIA BAHWA KAU ADA....
KAU BUKAN DILAHIRKAN UNTUK MENJADI PECUNDANG ...
TETAPI KAU DILAHIRKAN DIDUNIA UNTUK MENJADI PEMENANG.... 





Senin, 03 Oktober 2011

Aktifitas Sanggar Tirtadaya


TIRTADAYA BERKREASI......
Tirtadaya merupakan lembaga pendidikan pengembangan bakat dan kreatifitas yang berdomisili di Serang Banten tepatnya di Desa. Lempuyang  Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Banten, awalnya tirtadaya hanya ditujukan untuk menampung pemuda-pemuda berbakat dan memiliki potensi dibidang seni, baik seni rupa maupun seni musik. Namun lambat laun tirtadaya mengembangkannya menjadi pola pendidikan multifungsi bukan hanya dibidang seni semata tetapi juga meliputi kegiatan sosial budaya, keagamaan, pendidikan kewirausahaan serta kegiatan-kegiatan pembangunan life skill lainnya. Kini tirtadaya memiliki sanggar seni yang meliputi beberapa desa di kecamatan Tanara, Tirtayasa dan Pontang. Bahkan tirtadayapun sekarang telah memiliki galeri kerajinan dan lukisan pasir yang berada di desa sidayu kecamatan tirtayasa tepatnya didepan kampus IAIB.

Dengan hadirnya TIRTADAYA ini mudah-mudahan bisa memberikan motivasi bagi para putera daerah untuk lebih berkarya lagi, sehingga kedepan persoalan pengangguran... sempitnya lapangan pekerjaan... bisa teratasi.